Nasib atlet voli putra Rivan Nurmulki di kancah voli nasional berpotensi berakhir di sidang putusan yang akan berlangsung dalam waktu dekat. Hal itu dikatakan Dewan Pengawas PP PBVSI Brigjen Pol (P) Drs. Bambang Suedi.
Bambang bersama dewan pengawas PBVSI, serta Wakil Ketua bidang Pembinaan Prestasi Loudryans A. Maspaitella baru saja melakukan mediasi bersama Rivan yang dipimpin langsung oleh Menpora Dito Ariotedjo di Kantor Kemenpora, pada Senin (11/9/2023).
Mediasi dilakukan untuk menyelesaikan polemik yang muncul antara Rivan dengan induk cabang olahraga voli nasional beberapa waktu belakangan. Puncaknya, saat Rivan tak masuk dalam skuad Asian Games Timnas voli putra yang disiapkan PBVSI.
Padahal, Rivan merupakan salah satu pemain andalan Indonesia khususnya di posisi opposite hitter. Ketiadaan nama Rivan ternyata memantik kritik tajam warganet di media sosial.
Sebelumnya, mantan pemain klub Jepang VC Nagano Tridents tersebut juga absen dalam Asian Men’s Volleyball Champions 2023 di Taiwan, Agustus lalu, serta AVC Championship 2023 di Iran.
Makanya, Menpora Dito pun berupaya untuk menyelesaikannya dengan memediasi kedua belah pihak.
“Kami sudah jelaskan kepada Pak Menpora bahwa yang tidak mau berangkat itu Rivan sendiri. Waktu kami akan berangkatkan ke Iran, dia alasannya tak cocok dengan tim kepelatihan, kedua karena istrinya mau melahirkan, ketiga dia sedang menjalani sidang kode etik di kepolisian,” kata Bambang kepada pewarta, saat ditemui seusai mediasi.
Baca juga: Tatap Asian Games 2023, PBVSI Rilis Skuad Timnas Voli Indonesia |
“Kami maunya dia berangkat. Kemudian satu hal dia itu sudah dikontrak Kapolri Cup. Sedangkan dalam di ART itu Timnas tak boleh main (di kompetisi lain) karena disiapkan untuk main di Asian Games. Tapi hingga ajang itu selesai di Iran, istrinya juga tak melahirkan, dan ternyata dia main di Kapolri Cup membela Kalimantan Timur,” lanjutnya.
Mengutip AD/ART PBVSI tahun 2018 Pasal 29 ayat 3 mengenai atlet dijelaskan: “Setiap atlet bola voli wajib membela nama bangsa di event internasional dengan mengikuti proses yang ditentukan oleh PBVSI.”
“Ya dia berbohong-lah dan melanggar aturan AD/ART,” ujar Bambang.
Atas pelanggaran yang dilakukan, Rivan kini tinggal menunggu nasib yang ditentukan lewat sidang PP PBVSI. “Nanti kita sidang kode etik. Secepatnya setelah pelepasan tim ke Hangzhou (Asian Games) tanggal 18 September,” sebutnya.
Adapun sanksi paling berat dari pelanggaran tersebut ialah pelarangan bermain selama satu tahun baik di Timnas maupun kompetisi nasional Proliga.
“Mungkin tak bisa (main di Proliga) tapi nanti keputusan di sidang, tapi tadi Menpora minta agar tak memutus karier dia (Rivan). Kami juga sayang dengan dia dan enggak mau mengorbankan yang lain juga,” kata Bambang.
Baca juga: Kejuaraan Voli Asia Putra: PBVSI Rilis Skuad Timnas Indonesia |
(mcy/cas)